Proses perhitungan Awal bulan
Qomariah dengan menggunakan sistem Hisab Ephemeris, adalah sebagai berikut :
Contoh
Perhitungan : Menghitung Awal Bulan Syawal 1424
H.
1. Memperkirakan ijtima’ awal bulan Syawal 1424
H, dengan menggunakan Perbandingan Tarikh. Sebagai berikut :
29 Ramadhan 1424 H
1424-1= 1423 (tahun Tam/yang sudah dilewati)
1423 / 30 daur = 47 daur
lebih 13 tahun
29 Ramadhan 1424 = 47 daur + 13
tahun + 8 bulan +
29 hari
47 daur = 47 x 10631 =
499657 hari
13 tahun = 13 x 354 + 5 (5 tahun kabisat) = 4607
hari
8 bulan = ( 4 x 30 ) + ( 4 x 29 ) = 236 hari

504529
hari
Selisih
Hijriyah dan Masehi = 227016
hari +

731545
hari
Anggaran Gregrorius XIII
13
hari +

731558 /1461 =
500 daur + 1058 hari
500 daur x 4 =
2000 tahun
1058 hari /365 =
2 tahun + 328 hari
Jadi selama tanggal tersebut ada 2002 tahun tam (2000+2) lebih 10 bulan lebih 24 hari
Atau Tanggal 29 Ramadhan 1424 = 24 November 2003
731545 / 7 = 104506
sisa 3 =
Senin
731545 /
5 = 146309
sisa 0
= Wage
Ijtima’ akhir Ramadhan atau awal bulan
Syawal 1424 H terjadi pada hari :
Senin Wage, tanggal 24
November 2003 M.
2.
Mencari saat ijtima’ dengan data Ephemeris, dengan langkah-langkah sebagai
berikut :
a. Mencari FIB. terkecil pada tanggal 24
November 2003 (Apabila FIB terkecil jatuh pada jam 0 atau 1 atau 2 maka harus
dicek nilai FIB pada hari sebelumnya jika ada yang lebih kecil maka FIB
tersebut yang dipakai)
b.Mencari ELM. dan ALB sesuai dengan jam FIB
terkecil
c. Mencari Sabak Matahari (SM), dan Sabak Bulan
(SB)
d. Mencari Saat Ijtima’ dengan rumus sebagai
berikut :
Ijtima’
= Jam FIB + (( ELM – ALB)/( SB
– SM)) + 7 Jam WIB
|
Keterangan
:
1. FIB =
Fraction Illuimination Bulan
2. ELM =
Ecliptic Longitude Matahari
3. ALB =
Apparent Longitude Bulan
ad. a) FIB
terkecil yaitu 0,00008 yang terjadi pada jam 23.00 GMT
tanggal 23 November 2003
b) ELM
pada jam 23.00 GMT adalah 241° 14’ 31”
ALB
pada jam 23.00 GMT adalah 241° 13’ 38”
c)
SM = E.L.M jam 24.00 GMT
= 241° 17’ 03”
jam 23.00 GMT
= 241° 14’ 31”-
Sabak Matahari = 0° 02’
32”
SB =
A.L.B. jam 24.00 GMT = 241° 51’ 45”
jam 23.00
GMT = 241° 13’ 38”
Sabak Bulan =
0° 38’ 07”
d)
Jam 23j 00m 0d + ((241°14’
31”-241°13’38”)/(0°38’07”- 0°02’32”))+7
Ijtima’ jam = 30 j 1 m 29.37 d WIB -
24 j = 06.1.29.37 WIB
Jadi : Ijtima
al-hilal awal bulan Syawal 1424 H. terjadi jam 06.1.29.37 WIB, tanggal 24 November
2003.
3.
Mencari Posisi dan Situasi Hilal Awal Bulan Syawal 1424 H., dengan langkah-langkah
sebagai berikut :
(1) Menetapkan markas hisab dan rukyat, serta
data astronominya.
(2) Mencari sudut waktu Matahari saat matahari terbenam.
(3) Mencari Saat Matahari Terbenam.
(4) Mencari sudut waktu Bulan, saat Matahari
terbenam.
(5) Mencari ketinggian Hilal Mar’i saat Matahari terbenam.
(6) Mencari Mukuts Hilal.
(7) Mencari Azimut Matahari dan Bulan.
(8) Mencari Letak dan Keadaan Hilal.
Proses
Perhitungan
(1)
Menetapkan markas hisab dan
rukyat, serta data astronominya.
Markas hisab dan
rukyat Tanjung Kodok, Lamongan, dengan astronominya :
Lintang tempat ( Æ = phi ) =
- 6o 51’ 50.22” (LS)
Bujur tempat ( l = lamda ) = 112o
21’ 27.8” (BT)
Tinggi tempat ( h ) = 10
meter di atas air laut.
(2) Menetapkan sudut Matahari, saat Matahari terbenam, tanggal 24 November
2003, dengan langkah-langkah :
a)
Menetapkan data saat
matahari terbenam, yaitu :
Deklinasi (d’) matahari jam 11.00 GMT
= - 20o 30’ 37”
Equation of time (e) matahari jam 11 GMT = 00j 13m 26d
D’
(Dip) = 1.76 Ö 10 / 60
= 00° 5’ 33.94”
Refraksi (ref) untuk 0° = 00° 34’ 30”
Semi diameter ( s.d ) jam 11 GMT = 00° 16’
11.92”
b)
Menetapkan tinggi matahari
saat terbenam (hM) dengan rumus :
hM = 0o
- S.d -
Refr - Dip
|
hM = 0 o - 00° 16’ 11.92”
- 00° 34’ 30”
- 00° 5’ 33,94”
hM = -
0° 56’ 15.86”
c)
Mencari sudut waktu saat matahari
terbenam, dengan rumus :
Cos tM = - tan p x
tan dM +
sin hM / cos
p / cos dM
|
tM =
sudut waktu matahari
p = Lintang tempat
dM =
Deklinasi Matahari
hM =
Tinggi Matahari saat terbenam
Data : p = - 6o 51’ 50.22”
dM = - 20 o 30’ 37”
hM = - 0° 56’ 15.86”
Operasional
calculator secara berurutan :
Casio
Calculator
fx 4000 P , 4500 P
dan 5000 P
|
Shift
Cos ( - tan - 6o 51’ 50.22”
x tan - 20 o 30’ 37”
+ sin - 0° 56’ 15.86” / cos - 6o 51’ 50.22”
/ cos - 20 o 30’ 37” )
exe shift o ‘ ” 93o 35’ 26,96”
|
tM = 93o 35’ 26,96”
(3) Mencari Saat Matahari Terbenam, dengan
Rumus :
tM / 15
+ 12 -
e + K W D
|
93o 35’ 26,96” / 15 = 6 j
14 m 21,8d
Kulminasi = 12j 00m 00d +
18j 14m 21,8d
Eq. of time ( e ) = 00j
13m 26d -
L M T (Local Mean Time) = 18j 0m 55,8d
Waktu Daerah = (( 105°-112° 21’ 27.8” ) / 15
) =
- 0j
29m 25.85d +
W I B = 17j 31m 29,95d
Koreksi bujur GMT = 7j 00m 00d -
Jam G M T = 10j 31m 29,95d
Jadi Matahari terbenam tgl 24 November 2003 pada jam
17.31.29,95 WIB.
Atau jam 10.31.29,95 GMT
(4)
Menetapkan sudut waktu
Bulan, saat Matahari terbenam pada tanggal 24 November 2003, dengan
langkah-langkah :
a) Mencari Asensio Rekta Matahari (ARM):
Interpolasi : A
- ( A - B
) x C
/ I
|
A = ARM jam 10
GMT = 239o 35’
17”
B = ARM jam 11
GMT = 239o 37’
55”
C = Menit yang belum diperhitungkan pada jam
10.00 = 0 o 31’ 29,95”
I =
Interval antara 10.00 dan 11.00
= 1
Maka hasil interpolasi adalah :
239o 35’ 17” - (239o
35’ 17”- 239o 37’ 55”) x 0 o 31’ 29,95” / 1
= 239o 36’ 39,9”
b)
Asensio Rekta Bulan (ARB):
Interpolasi
: A
- ( A - B
) x C
/ I
|
A = ARBjam 10 GMT
= 246o 10’ 44”
B = ARBjam 11 GMT
= 246o 51’ 06”
C = Menit yang belum diperhitungkan pada jam
10.00 = 0 o 31’ 29,95”
I = Interval antara 10.00 dan 11.00 = 1
Maka hasil interpolasi adalah :
246o 10’ 44” - (246o 10’ 44” - 246o 51’ 06”) x 0 o 31’ 29,95” / 1
= 246o 31’ 55,5”
c)
Mencari Sudut Waktu Bulan (
tB) saat Matahari terbenam.
tB =
ArM
- ArB +
tM
|
tB = 239o 36’ 39,9” - 246o 31’ 55,5” + 93o 35’ 26,96”= 86o 40’ 11,36”
(5) Menetapkan Tinggi Hilal haqiqi (hB) dan Mar’i (hB’). dengan langkah-langkah :
a) Mencari deklinasi bulan (dB) :
Interpolasi
: A
- ( A – B
) x C
/ I
|
A = dB Jam 10.00 GMT =
-23° 16’ 25”
B = dB Jam 11.00 GMT = - 23o 25’ 46”
C =
Menit yang belum diperhitungkan pada jam 10.00 = 00o 31’ 29,95”
I =
Interval antara 10.00 dan 11.00
= 1
Maka hasil interpolasi adalah
:
-23° 16’ 25”- (-23° 16’ 25” –
- 23o 25’ 46”)
x 0o 31’ 29,95”/ 1
= - 23o 21’ 19,52”
b)
Mencari tinggi hakiki bulan (hB). Rumus :
Sin hB = Sin p x Sin
dB +
Cos p x Cos dB x Cos tB
|
Data : p =
- 6o 51’ 50.22”
dB
= - 23o 21’ 19,52”
t B
= 86o 40’ 11,36”
Operasional calculator secara berurutan :
Casio
Calculator
Fx 4000 P, 4500 P dan 5000 P
|
Shift
Sin ( sin - 6o
51’ 50.22” x sin - 23o
21’
19,52” + cos - 6o
51’ 50.22” x cos - 23o 21’ 19,52” x cos 86o 40’ 11,36” ) exe
shift o ‘ ” 5o
45’ 28.72”
|
hB = 5o
45’ 28.72”
c)
Mencari tinggi hilal
mar’i ( lihat ) bulan (hB’), dengan rumus :
hB’ =
hB- Parallax
+ s.d. + Ref +
Dip
|
Parallax
= Hp (Horizontal parallax) X Cos
hB
= 1o
1’ 25” x Cos 5o
45’ 28.72” = 1o 1’
6,41”
hB (tinggi hakiki) = 5o
45’ 28.72”
Parallax = 1o 1’
6,41” -
4° 44’ 22,31”
Sd
(semi diameter) = 0° 16’
44.11” +
5o 1’ 06,42”
Dip ( kerendahan ufuq ) = 0° 5’
33,94” +
hB’ ( tinggi hilal mar’i
) = 5o 15’ 29,87”
4)
Menetapkan Mukuts (lama
hilal di atas ufuq), dengan rumus :
hB’/ 15 atau
hB’x 4 menit
|
Mukuts = 5o 15’
29,87” / 15 = 21
menit 2 detik
5) Mencari Besarnya Cahaya
Besarnya cahaya hilal dapat dicari dengan melakukakan interpolasi FIB (fraction
illuminision bulan) saat matahari terbenam dikalikan (x) 100 % sbb:
Interpolasi
: A
- ( A - B
) x C
/ I
|
A = FIB
jam 10 GMT (table
tanggal 24 Nov 2003) = 0.00344
B = FIB jam 11
GMT = 0.00407
C = Menit yang belum diperhitungkan pada jam
10.00 = 00 o 31’ 29.95”
I = Interval antara 10.00 dan 11.00 = 1
Maka hasil interpolasi adalah :
(0.00344 - (0.00344 – 0.00407) x
0o 31’29.95”/ 1) x 100
= 0.38 ( 38 %)
6) Menetapkan azimut ( AM )
Matahari dan Bulan (AB), dengan rumus :
Cotan A = -
Sin p / tan t + Cos p x tan d /
Sin t
|
1). Data Matahari :
p = -
6o 51’ 50.22”
dM = -
20o 30’ 37”
tM = 93o 35’ 26,96”
Pijat
calculator secara berurutan :
Casio
Calculator
fx 4000 P , 4500 P , dan 5000 P
|
Shift
Tan ( - sin - 6o 51’
50.22” / tan 93o 35’
26.96” + cos - 6o
51’ 50.22” x
tan - 20o 30’ 37” / sin 93o 35’ 26.96”)
exe shift o ‘ ” - 20 o 47 ’
19.26”
|
AM = - 20
o 47 ’ 19.26” (diukur dari titik barat ke titik
selatan)
2). Data Bulan: p =
- 6o 51’ 50.22”
dB
= - 23o 21’ 19,52”
tB = 86o 40’ 11,36”
Pijat calculator secara berurutan :
Casio
Calculator fx 4000 P, 4500 P dan 5000
P
|
Shift
tan ( - sin - 6o 51’50.22” / tan 86o 40’ 11,36”+ cos - 6o 51’50.22” tan - 23o 21’ 19,52”/ sin 86o 40’ 11,36”) exe shift o’
” - 22 o
54 ’ 13,08”
|
AB = - 22 o 54 ’ 13,08” (diukur dari
titik barat ke titik selatan)
7) Letak dan posisi hilal :
AM = - 20 o 47 ’
19.26”
AB = -
22 o 54 ’ 13,08”-
Selisih 2 o 6’
53.82”
Letak dan posisi hilal
berada di belahan bumi selatan dan di atas matahari sedikit di sebelah selatan
matahari sejauh 2o 6’ 53.82” dengan keadaan miring ke selatan.
8)
Kesimpulan :
1. Ijtima al-hilal awal bulan Syawal 1424 H terjadi pada
jam 06:1:4,07 WIB, Hari Senin Wage, 24 November 2003
2.
Matahari terbenam = 17 : 31 : 29.95 WIB.
3.
Tinggi hilal hakiki = 5o
45’ 48.75”
4.
Tinggi hilal mar’i = 5o 15’ 29,87”
5.
Lama hilal di atas
ufuq = 21
menit 2 detik.
6.
Azimut matahari = -
20o 47 ’19.26” (B-S)
7.
Azimut bulan = - 22o 54’ 13,08”(B-S)
8.
Letak dan posisi Hilal
berada di belahan bumi Selatan dan 2o 6’ 53.82” di sebelah Selatan
Matahari dengan keadaan miring ke
Selatan.
9.
Kesimpulan berdasarkan
Hisab, karena ketinggian hilal awal Syawal 1424 H mencapai 5o 15’ 29,87”, ketinggian
tersebut telah memenuhi had imkan ar-rukyah konteks Indonesia, maka 1 Syawal
1424 H. jatuh pada hari Selasa Kliwon,
25 November 2003 M.
Catatan : Bila azimut matahari atau hilal bernilai negatif, hal ini berarti bahwa
azimut tersebut dihitung dari titik selatan ke titik barat dan apabila azimut matahari atau hilal
bernilai positif, maka dihitung dari titik utara ke titik barat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar